KALSIT,
KUARSA, DAN PIRIT
Kalsit merupakan mineral utama pembentuk batu
gamping. Terbentuk di batuan sedimen yang mengalami metamorfosa. Sehingga
mineral kalsit sangat umum didistribusikan secara luas di kerak bumi. Itu terjadi
dalam bentuk hamper murni dalam batu kapur dan sebagai bahan penyemenan pada batuan
sedimen lainnya (Mason, 2014). Proses
pembentukannya pada lingkungan laut oleh endapan bangkai plankton (Danisworo, 2010). Mineral kalsit termasuk golongan non silikat.
Dilihat dari pengujian dengan penetesan larutan HCl pada permukaannya, kalsit bereaksi
dengan mengeluarkan buih. Maka dapat disimpulkan bahwa mineral kalsit mengandung
unsur Ca. Selain itu kalsit termasuk golongan bukan logam karena mempunyai kilap
kaca. Terbukti dengan pemantulan cahaya ketika disorot dengan sinar matahari (Green, 2009). Pada mineral kalsit
terdapat bentuk kristal yang membutir.Kalsit juga mempunyai warna putih pucat
yang dapat digolongkan sebagai mineral felsic.
Warna putih (terang) terjadi karena proses pembentukannya oleh magma yang
mengkristal pada suhu rendah sehingga bersifat asam.
Penyebaran kalsit di Indonesia
terdapat di daerah Wonosari (Yogyakarta), Sumatera Barat, dan Kabupaten Purwokerto
tepatnya di Begalan (Green, Dan, 2009). Mineral kalsit memiliki banyak kegunaan.
Warnanya yang terang dimanfaatkan sebagai bahan alat optik (Yanto, 1994).
Kuarsa terbentuk karena proses
pengkristalan magma pada suhu sekitar 6000. Menurut deret bowen,
kuarsa adalah mineral paling akhir dalam proses pembentukan mineral.Hal
tersebut mengakibatkan kuarsa tidak mengandung unsur Fe dan Mg. Mineral kuarsa mempunyai
rumus kimia SiO2 yang merupakan gabungan dari silicon kerak bumi dan
oksigen. Kuarsa berwarna putih pucat atau bias saja tidak berwarna sehingga bersifat
asam dan tergolong mineral felsic (Philip, 1912). Setelah
mengidentifikasi, data yang kami peroleh adalah mineral kuarsa memiliki warna putih
pucat (terang). Kilap kaca pada kuarsa telah dibuktikan dengan memantulkan cahaya
matahari ke permukaan mineral. Terdapat belahan yang tidak teratur, dan sedikit
pengotor berwarna hijau kecoklatan. Kuarsa memiliki system kristal segi enam (prisma,
bypiramid, dan kombinasinya) (Subagio, 2012). Mineral kuarsa termasuk
dalam mineral felsic. Terbentuk pada
magma yang mengalami pengkristalan dengan suhu yang rendah. Sehingga bersifat asam
dan mempunyai warna putih. Namun terkadang dapat ditemukan kuarsa berwarna seprti
asap atau smoky, disebut juga smoky quartz. Kadang-kadang juga dengan warna ungu atau merah
lembayung. Nama kuarsa yang demikian disebut almethys atau merah muda, hingga kuning kecoklatan. Warna yang
bermacam-macam disebabkan adanya unsur-unsur di dalam mineral yang tidak bersih (Green, 2009). Penyebaran kuarsa
di Indonesia kebanyakan berada di daerah barat seperti Banda Aceh, Bangka
Belitung, dan Bengkulu (Mason, 2014). Kuarsa dapat dimanfaatkan
dalam kehidupan sehari-hari. Dalam bentuk pasir banyak dimanfaatkan dunia
industri khususnya yang berhubungan dengan kaca misalnya pembuatan lampu, gelas,
dan bahan optic. Dengan mengetahui sifat kuarsa yang tembus cahaya, bias juga diolah
sebagai permata apabila terdapat ion renik yang membuat kuarsa berwarna jingga atau
kuning (Jepri, 2014).
Pirit memiliki rumus kimia FeS2. Terbentuk
dari kombinasi antara sulfur (belerang) dan unsur tertentu. Pirit terbentuk di
sekitar wilayah gunung api yang memiliki kandungan sulfur yang tinggi. Pada umumnya
unsure utamanya adalah logam (metal). Proses mineralisasinya terjadi pada tempat-tempat
keluarnya atau sumber sulfur (Danisworo, 2010). Mineral pirit memiliki
warna kuning emas kehijauan karena mengandung sulfur (FeS2) yang
merupakan belerang yang berwarna kuning. Walaupun mempunyai warna kuning,
ketika mineral pirit digoreskan akan berwarna hijau kecoklatan (gelap). Hal
tersebut terjadi karena pirit mengandung besi (Fe), sedangkan emas mengandung
unsure bebas aurum (Au) (Diesel, 1950). Pirit dapat digolongan
mineral non silikat karena tidak mengandung unsure silika (Si) dan oksigen (O).
Namun pirit terdapat unsure besi (Fe) yang berwarna hitam. Terbukti apabila
mineral pirit digoreskan maka goresannya berwarna hitam. Unsur kimia lainnyaa dalah
tembaga, nikel, kobalt sebagai pencampurnya (Philip, 1912). Mineral
pirit banyak terdapat di Indonesia bagian timur, yaitu di daerah Papua. Pirit
mudah ditemukan di daerah yang banyak mengnadung emas dan tembaga. Mineral
pirit banyak digunakan sebagai bahan produksi pembuatan asam sulfat. Selain itu
dapat digunakan sebagai bahan obat kulit (Subagio, 2012).
DAFTAR PUSTAKA
Bibliography
Danisworo, A. (2010). Mineralogi dan Batuan.
Yogyakarta: Gramed.
Diesel, M. (1950). Indonesia. Pontianak:
Djeruk.
Green, D. (2009). Geology. Bandung: ITTB.
Jepri, M. (2014). Kuarsa. Jayapura: Jaya.
Mason, B. (2014). Mineralogy. New York:
Express.
Philip, L. (1912). Mineralogi. Magelang:
Gethuk.
Subagio, A. L. (2012). Environment.
Manokwari: Pace.
Yanto, B. (1994). Geo Environment.
Yogyakarta: UPNN.
trimakasih.ini sangat membantu.
BalasHapusTerimakasih sudah membaca
Hapus